MEGANEWS.ID - Sejumlah pengunjuk rasa yang diamankan Polda Bali saat bentrokan di depan Mapolda Bali dan depan kantor BPD Bali pada Sabtu (30/8/2025) sebagian sudah dilepas.
Kapolda Bali Irjen Pol. Daniel Adityajaya mengatakan, massa yang terbukti melakukan tindakan anarkis masih menjalani pemeriksaan.
“Jadi kemarin ada yang diperiksa secara intensif, ada beberapa yang sudah dilepas memang, dikembalikan,” kata Daniel Adityajaya di Denpasar, Senin (1/9/2025).
“Tapi ada beberapa dilakukan pendalaman karena diduga terkait dengan apakah itu memprovokasi, aksi kekerasan atau perusakan terhadap tempat atau fasilitas umum,” tambahnya.
Dalam kericuhan aksi di depan Kantor Bank BPD Bali Jalan Raya Puputan, Sabtu (30/8/2025) hingga Minggu pagi, aparat kepolisian mengamankan 138 massa yang diduga terlibat dalam aksi anarkis.
Dalam menyikapi gelombang demonstrasi disertai aksi anarkis itu, Bali bersiaga penuh dengan mengerahkan seluruh Pecalang yang ada di Bali.
Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet mengatakan, Gelar Agung Pecalang se Bali sebagai pernyataan sikap menolak unjuk rasa anarkis.
Keamanan adat di Bali itu akan bersiaga di wilayahnya masing-masing dan Kabupaten/Kota. Mereka hadir melakukan pengamanan tanpa senjata.
“Memang dari dulu pendemo-pendemo tidak ada yang mengarah pada pecalang, itu kami hormati. Tapi kita ingatkan juga, jangan pernah menyakiti pecalang walaupun tanpa senjata dan tanpa tongkat,” kata Sukahet.
“Pecalang tegas dengan ucapan, dengan itu saja biasanya sudah segan,” tambahnya.
Aksi massa anarkis yang dilakukan massa tidak bertanggung jawab, kata Sukahet, akan berdampak pada kedamaian, keamanan, kerukunan dan ketertiban di Bali.
“Karena Bali bergantung dengan pariwisata, itu masalahnya, beda dengan daerah lain, itu pentingnya,” jelasnya.