Ketangguhan Pelabuhan Jadi Kunci Masa Depan Logistik Berkelanjutan, Ini Kata Pakar dari BINUS University

Ferry Edyanto | Kamis, 24 April 2025 - 21:32 WIB
Ketangguhan Pelabuhan Jadi Kunci Masa Depan Logistik Berkelanjutan, Ini Kata Pakar dari BINUS University
Ketangguhan pelabuhan jadi kunci masa depan logistik bangsa. Foto: (Istimewa/Meganews.id).
 
 
MEGANEWS.ID - Kemacetan parah yang terjadi di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, tepatnya di Regional 2 Cabang NPCT1 pada pertengahan April 2025, menjadi sorotan publik dan memunculkan kekhawatiran terhadap ketangguhan sistem logistik nasional. Peristiwa tersebut dinilai sebagai cerminan lemahnya tata kelola pelabuhan dalam menghadapi lonjakan arus barang yang tidak terduga.
 
Menurut Dr. Oki Setyandito, pakar dari Faculty of Engineering BINUS University, permasalahan ini bukan semata-mata pada kurangnya kapasitas fisik pelabuhan, tetapi lebih pada belum optimalnya manajemen distribusi dan koordinasi lintas terminal di pelabuhan utama Indonesia tersebut.
 
“Tata kelola pelabuhan yang efektif tidak hanya bergantung pada infrastruktur, tetapi juga sangat ditentukan oleh efisiensi manajemen operasional, integrasi sistem informasi, dan kemampuan koordinasi antar pemangku kepentingan,” ujar Dr. Oki, Kamis (24/4/2025).
 
Dr. Oki menjelaskan, pelabuhan seperti Tanjung Priok harus memiliki sistem peak demand management yang tangguh, yaitu strategi mitigasi berbasis data untuk mengantisipasi lonjakan arus barang, terutama pada masa-masa sibuk seperti setelah libur panjang. Ia mencontohkan insiden tiga kapal besar yang bersandar bersamaan akibat gangguan cuaca, yang akhirnya menyebabkan antrean panjang karena seluruh beban kerja tertumpuk di satu terminal saja.
 
“Padahal, Tanjung Priok memiliki tujuh terminal utama dengan kapasitas total hingga 7,6 juta TEUs per tahun. Namun, ketika tidak ada sistem distribusi kerja yang proporsional, maka kemacetan jadi tak terhindarkan,” jelasnya.
 
Lebih lanjut, Dr. Oki memberikan lima rekomendasi strategis untuk memperkuat ketangguhan pelabuhan dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang:
 
Distribusi beban kerja merata ke seluruh terminal untuk menghindari penumpukan di satu titik.
 
Optimalisasi sistem penjadwalan digital berbasis data historis, baik untuk kapal maupun truk.
 
Penguatan moda transportasi alternatif, khususnya kereta logistik, untuk mengurangi beban jalan raya.
 
Pengembangan buffer zone dan dry port di wilayah luar pelabuhan untuk menyebar konsentrasi logistik.
 
Kolaborasi lintas institusi, mencakup Pelindo, operator terminal, pemerintah daerah, dan asosiasi logistik.
 
“Penguatan pelabuhan tidak cukup hanya dengan betonisasi atau penambahan alat berat. Reformasi manajemen dan integrasi teknologi adalah kunci menuju sistem logistik yang tangguh dan berkelanjutan,” tegas Dr. Oki.
 
Ia juga mengingatkan bahwa jika tidak ada perubahan signifikan dalam waktu dekat, kemacetan seperti yang terjadi di Tanjung Priok bisa kembali terulang, dan itu berarti kerugian besar bagi ekonomi nasional.
 
“Ketahanan supply chain dimulai dari pelabuhan. Ini bukan hanya soal efisiensi logistik, tapi juga soal daya saing bangsa,” pungkasnya.
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa