Istana Raja Sulaeman dan Pengalaman Wartawan Harian Merdeka

Ferry Edyanto | Senin, 15 November 2021 - 09:00 WIB
Istana Raja Sulaeman dan Pengalaman Wartawan Harian Merdeka
Dasman Djamaluddin, Wartawan Harian Merdeka. Foto: (Istimewa/Meganews.id).


Oleh: Dasman Djamaluddin

JIKA sekarang berkunjung ke wilayah Palestina, jangan berharap tidak ada rintangan, karena wilayah tersebut sebagian besar telah diambil alih pelan-pelan oleh Israel. Strateginya, selain dengan memperluas berdirinya pemukiman baru penduduk Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat, juga baru-baru ini, para arkeolog Yahudi itu menemukan Istana Nabi Sulaiman yang pernah ada di dekat Masjid Al-Aqsha.

Nabi Sulaiman diketahui punya tempat tersendiri bagi pemeluk agama Islam, Nasrani, dan Yahudi. Kitab suci ketiga agama tersebut sama-sama meyakini keberadaan Sulaiman di masa lalu sebagai Nabi dan raja yang konon disegani oleh semua makhluk hidup.

Tak hanya manusia, bahkan binatang, tumbuhan, dan angin pun tunduk kepadanya.

Para Arkeologi menemukan tapak Nabi Sulaiman yang masih menyisakan tanda tanya besar. Sebagian orang meyakini harta Sulaiman masih ada dan disembunyikan di suatu tempat seperti harta karun.


Masih Terlibat Bentrokan

Diinformasikan pada hari  Jumat, 7 Mei 2021, Israel dan Palestina terlibat bentrok di kompleks Masjid Al-Aqsa.

Melansir AFP, Kantor Berita Prancis, pada Senin, 10 Mei 2021 via Kompas.com, bentrok Israel dan Palestina bermula pada Jumat, 7 Mei 2021ketika umat Islam memadati kompleks Masjid Al-Aqsa, guna menyambut malam Lailatul Qadar di akhir Ramadhan, waktu itu.

Akibat bentrokan, sekitar 121 warga Palestina terluka malam itu, banyak yang terkena peluru karet dan granat kejut, kata Bulan Sabit Merah Palestina. Sementara itu polisi Israel mengatakan, 17 anggotanya terluka.

Amerika Serikat (AS), Rusia, Uni Eropa, dan PBB mengungkapkan keprihatinan mendalam atas insiden tersebut. 

 

Pengalaman Wartawan Harian Merdeka 

Neta S Pane, adalah mantan wartawan Harian Merdeka. Ia lahir pada  18 Agustus 1964 di Medan dan meninggal pada 16 Juni 2021 di Bekasi, Jawa Barat.

Mantan wartawan Harian Merdeka, pimpinan almarhum  BM. Diah tersebut, yaitu Neta S Pane, sebagaimana tulisan saya di "Kompasiana," tepat hari lahirnya Nabi Muhammad SAW, Selasa, 20 November 2018 mengirimlan fotonya dari Jerusalem. Ia diberitakan sedang berkunjung ke Jerusalem. Ia mengirimkan foto kompleks Al-Haram Asy-Syarif, di mana di dalamnya terdapat "Dome of The Rock," yang berarti Kubah Batu.

Bangunan Kubah Batu, merupakan satu di antara bangunan yang terletak di sebuah kawasan seluas 14,4 hektar. Di sana ada beberapa bangunan lagi, termasuk masjid Al-Aqsa. 

Apa yang dapat dilihat di bangunan Kubah Batu berbentuk delapan persegi itu? Neta mengabadikan sebuah foto tapak mi'rajnya Nabi Muhammad SAW dari masjid Al-Aqsa ke Sidratul Muntaha (langit ke-tujuh) dan dari Allah SWT lalu  menerima amanah untuk melaksanakan shalat. 

Pertama, 50 rakaat sehari semalam. Kemudian ketika hendak turun bertemu Nabi Musa dan menyarankan agar kembali bertemu Allah SWT untuk kembali. Minta pengurangan rakaat, karena menurut Nabi Musa as, ummat Nabi Muhammad SAW tidak akan kuat. Nabi Muhammad kembali lagi menghadap Allah, sehingga raka'atnya berkurang menjadi lima kali sehari semalam.

Tidak dijelaskan oleh Neta, apakah perjalanannya ke Jerusalem lancar-lancar saja setelah Jerusalem berada di bawah kelompok Yahudi usai kekalahan negara Arab pada 7 Juni 1967 dalam perang yang hanya berlangsung enam hari. Apalagi baru-baru ini, Amerika Serikat menyatakan bahwa Jerusalem adalah ibu kota Israel.

Penduduk Yahudi telah merdeka tahun 1948. Sebelumnya, negara pemenang Perang Dunia I, khususnya Inggris menandatangani sebuah perjanjian dengan kelompok Yahudi. Penduduk Yahudi ikut membantu Inggeris dengan dana yang besar, agar Jerman bisa dikalahkan. Jika Jerman kalah, apa yang diminta penduduk Yahudi akan dipenuhi Inggris. Ternyata Jerman kalah dalam perang.

Penduduk Yahudi menganggap tanah airnya ada di Jerusalem. Awalnya Inggris memberikan tanah Palestina kepada penduduk Yahudi. Anehnya, sebenarnya kalau dibagi, maka rakyat Palestina yang memperoleh bahagian besar. Ini tidak. Malah, penduduk Yahudi yang memiliki wilayah lebih besar dan mendeklarasikan kemerdekaannya tahun 1948 sebagai negara Israel.

Sebaliknya, sekarang nasib bangsa Palestina terkatung-katung. Wilayahnya makin lama makin kecil. Lihatlah Jalur Gaza dan Tepi Barat. Dalam hitungan di atas kertas, bangsa Palestina (Islam dan Kristen) yang tepat menjadi bangsa merdeka. Awalnya wilayah itu seluruhnya milik bangsa Palestina, kenyataannya bangsa ini yang kemudian menjadi bangsa pengungsi.

Penduduk Yahudi menganggap di Jerusalem itu terdapat "Dinding Ratapan," untuk penduduk Yahudi. Terkejutnya bangsa-bangsa di dunia, keinginan Israel untuk mendirikan kembali "Kuil Sulaiman," yaitu tempat peribadatan suci umat Yahudi yang dibangun Nabi Daud as pada tahun 1000 Sebelum Masehi. Untuk membangunnya, maka Israel harus meruntuhkan masjid Al-Aqsa. Apakah keinginan Israel ini bisa terwujud? Sudah tentu, tidak.

Oleh karena itu untuk menjadi bangsa Palestina yang merdeka dan berdaulat semakin sulit. Awalnya wilayah itu seluruhnya milik bangsa Palestina, kenyataannya bangsa ini yang kemudian menjadi bangsa pengungsi.

Penduduk Yahudi menganggap di Jerusalem itu terdapat "Dinding Ratapan," untuk penduduk Yahudi. Terkejutnya bangsa-bangsa di dunia, keinginan Israel untuk mendirikan kembali "Kuil Sulaiman," yaitu tempat peribadatan suci umat Yahudi yang dibangun Nabi Daud as pada tahun 1000 Sebelum Masehi. Untuk membangunnya, maka Israel harus meruntuhkan masjid Al-Aqsa, sehingga akan memperuncing pertikaian antara Palestina dengan Israel. 

(Penulis Buku Biografi dan Mantan Wartawan Harian Merdeka).

yt-1 in left right search line play fb gp tw wa