Di Acara Launching HPN 2024, Menkop Teten Masduki Bicara soal Pendapatan Media dan E-commerce

Ferry Edyanto | Minggu, 12 November 2023 - 13:55 WIB
Di Acara Launching HPN 2024, Menkop Teten Masduki Bicara soal Pendapatan Media dan E-commerce
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki bicara soal pendapatan media dan e-commerce di acara launching HPN 2024 di silang Monas, Jakarta Pusat. Foto: (Istimewa/Meganews.id).
 
MEGANEWS.ID - Di acara launching Hari Pers Nasional (HPN) 2024 di silang Monas, Minggu (12/11/2023), Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki bicara soal pendapatan media dan e-commerce.
 
Menurut Teten Masduki, saat ini posisi media dalam negeri sedang tidak baik-baik saja. Hal itu dipengaruhi oleh situasi global yang berdampak langsung ke dalam negeri.
 
Kata Teten, digital ekonomi media saat ini revenue (pendapatan)-nya mayoritas diambil platform global. "Ya, saya kira HPN ini perlu kita meriahkan lah. Karena media kita kan sedang tidak baik-baik saja. Saya tahu, digital ekonomi media itu kan revenue-nya mayoritas diambil platform global," kata Teten kepada wartawan di lokasi launching.
 
"Dan ini saya kira harus menjadi bagian reformasi yang harus didorong oleh insan media, oleh industri media dalam negeri," sambungnya.
 
Teten mengungkapkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menugaskan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Setiadi untuk mengatur platform digital.
 
"Karena kalau mengenai penggantian revenue sharing itu seperti publisher lain ya, iklan dan sebagainya itu tidak kurang efektif. Nah sementara perkembangan di dunia, pengaturan platform itu justru ke teknologinya, ke tranparansi algoritma, masalah monopoli, short engine dan lain sebagainya," ungkapnya.
 
"Dan itu yang menyebabkan media dalam negeri tergerus revenue-nya oleh platform global. Saya kira itu yang harus menjadi agenda bersama dari industri media," tambahnya.
 
Teten pun menyebut, untuk pendapatan dari media sebanyak 85 persen pendapatannya atau revenue-nya telah diambil platform global.
 
"Ya, kan dari kita kalau bicara digital ekonomi kan selain e-commerce kan ada media, ada sektor keuangan, logistik, pariwisata dan lain sebagainya. Nah, yang paling parah itu memang di media ya, lalu yang kedua di e-commerce," jelasnya.
 
"E-commerce hanya 56 persen, kalau media kan sudah diatas 70, beberapa pemilik media ada yang bilang 85 persen revenue-nya diambil oleh platform global. Nah ini yang saya kira, kan ini dampaknya nanti bukan saja kepada industri medianya, bahkan sekarat, suffering (menderita)," sambungnya.
 
Meski begitu, ia menyebut, juga adanya kualitas konten di media yang kalah saing dengan yang ada di media sosial.
 
"Tapi kan ini juga nanti soal kualitas konten di media juga akan kalah bersaing dengan medsos yang memang di medsos saya kira pasti standarnya lebih rendah, bahkan banyak hoaks, banyak sampah," sebutnya.
 
Oleh karena itu Teten memandang perlunya untuk mendorong agar bisnis media digital tetap bisa bertahan dan tumbuh. "Sehingga digital ekonomi kita dan sektor media pun harusnya revenue-nya bisa dinikmati oleh industri media dalam negeri," pungkasnya.
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa