Tokoh Masyarakat Karo Barata Brahmana Sebut Capres Ganjar Pranowo Pilihan Terbaik Bangsa

Ferry Edyanto | Sabtu, 29 April 2023 - 13:10 WIB
Tokoh Masyarakat Karo Barata Brahmana Sebut Capres Ganjar Pranowo Pilihan Terbaik Bangsa
Tokoh masyarakat Karo yang juga Ketua Pembina Dewan Pimpinan Wilayah Masyarakat Pendukung Ganjar Sumatera Utara (DWP MPG Sumut), Barata Sembiring Brahmana. Foto: (dok.keadilan/Meganews.id).

 

MEGANEWS.ID - Tokoh masyarakat Karo yang juga Ketua Pembina Dewan Pimpinan Wilayah Masyarakat Pendukung Ganjar Sumatera Utara (DWP MPG Sumut), Barata Sembiring Brahmana menyebut sosok Ganjar Pranowo, capres yang diusung PDI-Perjuangan, merupakan capres pilihan terbaik bangsa.

Dari sejumlah nama capres yang bermunculan di Pilpres 2024, hanya Ganjar yang berbicara soal Marhaenisme, seperti yang diajarkan founding father, Bung Karno.

Bapak berusai 83 tahun itu bercerita, setelah sekian lama Indonesia merdeka, kesenjangan sosial di negeri ini masih terja"Saya akan ambil sila ke-5, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Setelah 77 tahun kita merdeka, apakah itu sudah tercapai? Apakah kita bisa mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ucap Barata di acara Rapat Kerja dan Konsolidasi DWP Sumut di Hotel JW Marriott Medan, Jumat (28/4/2023).

Menurutnya, sampai saat ini negara tidak pernah hadir untuk rakyat kecil. “Hari ini di pertanian kita, negara tidak pernah hadir di situ. Kalau musim panen harganya jatuh. Kalau sudah lewat, harganya naik,” ungkapnya.

Begitu juga untuk buruh. Barata melihat, banyak pengusaha yang uangnya masuk ke kantong-kantong yang tidak seharusny

“Apa susah bagi negara ini memberi gaji karyawan Rp5 juta per bulan?” tanyanya. 

Padahal dalam pidato Bung Karno, tangung jawab negara adalah sandang, pangan, dan papan.

Kemudian di sektor kesehatan. Ada rumah sakit umum dan puskesmas yang kegiatan terlantar. Di samping itu, ada rumah sakit swasta yang fasilitasnya memadai. “Jadi negara belum hadir untuk mengangkat rakyat miskin,” lanjutnyaDi sektor pendidikan pun sama. Ada sekolah negeri terlantar. Ada guru yang digaji Rp500 per bulan, dan gurunya pun harus sarjana. Tetapi di sisi lain, ada sekolah swasta yang pendidikannya bermutu.

“Anak-anak orang kaya pergi ke sekolah bagus, akan naik menjadi pemimpin dan pebisnis. Anak-anak orang miskin, pergi ke sekolah mutunya tidak bagus.” katanya.

Barata memandang, kesenjangan itu terjadi secara by deisgn sejak Orde Baru di tahun 1970. “Bung Karno punya gagasan Marhainisme. Tetapi Marhainisme ini dipropagandakan,” imbuhnya.

Menurutnya, hal seperti itu harus diubah. “Ini harus kita ubah. Kalau kita setia kepada Pancasila, kalau kita setia kepada pendiri bangsa kita,” tegasnya.

Karena itu, Barata berharap, Ganjar dapat melakukannya. “Karena dari semua tokoh-tokoh, semua partai, yang bicara tentang Marhaen dan Merhaenisme, sampai saat ini hanya Ganjar Pranowo,” tutupnya.

yt-1 in left right search line play fb gp tw wa