Acara Tanya Jawab Buka Puasa di MTN Berbuntut Panjang

Ferry Edyanto | Sabtu, 29 April 2023 - 22:35 WIB
Acara Tanya Jawab Buka Puasa di MTN Berbuntut Panjang
Dirut MTN Oemi Vierta Moerdika bersama Menteri PUPR Basoeki. Foto: (Ferry Edyanto/Meganews.id).
 
MEGANEWS.ID - Direksi PT Marga Trans Nusantara (MTN) sebagai pengelola jalan tol Kunciran - Serpong, kini sedang mempertimbangkan perpanjangan kontraknya dengan pihak PT Jasa Marga Tollroad Operator (JMTO). Kedua anak perusahaan PT Jasa Marga Tbk (Persero) tersebut, sejauh ini memiliki kontrak pengoperasian jalan tol ruas Kunciran – Serpong.
 
PT MTN adalah badan usaha jalan tol (BUJT) dengan modal dasar Rp 1,226 trilyun, mengelola jalan tol ruas Kunciran – Serpong yang panjangnya 11,2 km. Beroperasi sejak tahun 2019 dengan masa konsesi 35 tahun. 
 
Saham MTN dimiliki oleh PT Jasa Marga Tbk (JM) 60 persen, PT Astra Tol Nusantara (ATN) 30 persen dan PT Transutama Arya Sejahtera (TAS) 10 persen.
Sedang PT JMTO menempatkan karyawannya guna mengoperasikan jalan tol tersebut. Mulai dari layanan di gerbang tol sampai patroli jalan tol. 
 
Selain itu ada beberapa pelayanan lain yang jadi tanggungjawab pihak JMTO, tetapi dikerjakan oleh perusahaan subkontraktor atau vendor. Misalnya, layanan mobil ambulans, mobil derek dan petugas keamanan.

 
Serikat buruh 
 
PT JMTO didirikan 21 Agustus 2015, dengan nama PT Jasa Layanan Operasi (JLO). Anak perusahan Jasa Marga itu didirikan guna menggantikan posisi PT Jalantol Lingkarluar Jakarta (JLJ) yang juga anak perusahaan Jasa Marga. Penyebabnya, serikat buruh di JLJ sudah terlalu terlalu kuat sehingga manajemennya kewalahan.
 
Di PT JLO (yang berubah menjadi JMTO sejak 24 Januari 2018), sekarang ada ribuan karyawan tetapi tidak ada serikat buruhnya. Sampai kini di JMTO hanya ada paguyuban karyawan, yang sekitar tiga bulan sekali diajak makan bareng oleh pihak manajemen. Paguyuban karyawan pun tidak ada yang terpusat, terpisah-pisah di masing-masing wilayah.
 
PT Jasa Marga Tbk (Persero) memiliki puluhan anak perusahaan berupa BUJT, yang menguasai konsesi jalan tol. Semula, banyak BUJT yang menggunakan jasa layanan operasional PT JLJ. Tetapi sekarang PT JLJ hanya melayani satu-dua BUJT, dan mulai menghabiskan sisa karyawannya.
 
Kedudukan PT JLJ digantikan oleh PT JMTO, yang dewasa ini melayani puluhan BUJT di seluruh Indonesia. Akibat penggunaan uang digital (kartu tol dll), JMTO pun sekarang mulai mengurangi karyawannya, terutama para penjaga gerbang tol. Proses pengurangan karyawan jauh lebih mudah, karena tidak perlu menghadapi resistensi serikat buruh.

 
Kontrak kerja

JMTO juga mengoperasikan ruas tol Kunciran - Serpong yang konsesinya dikuasai PT MTN. Ternyata isi kontraknya masih dianggap tidak jelas oleh banyak pihak di lapangan. Misalnya masalah perawatan gedung, penggantian lampu-lampu kantor yang padam, pembelian alat pemadam api ringan (APAR) maupun sejumlah perlengkapan kerja. Penyelesaiannya sering tertunda karena ketidakjelasan pihak yang harus bertanggungjawab.
 
Salah seorang asisten manajer JMTO yang bertugas di ruas tol Kunciran - Serpong bertanya kepada Direktur Utama PT MTN Oemi Vierta Moerdika dalam acara buka puasa pertengahan April 2023. Dia minta penjelasan Oemi tentang tanggung jawab masing-masing pihak. Oemi tidak senang dengan pertanyaan itu dan menegaskan bahwa semuanya sudah sering dia jelaskan dalam rapat-rapat di tingkat manajemen.
 
Seorang staf administrasi bertanya mengenai masalah ganti rugi kerusakan peerlengkapan jalan tol jika terjadi kecelakaan. Staf itu menanyakan sistem dan prosedur penyelesaian ganti rugi, agar ia bisa memberi data yang tepat dalam laporan-laporannya. 
 
Ia minta penjelasan prosedur ganti rugi, supaya tidak keliru membolehkan pemilik mobil yang menjadi penyebab kerusakan, membawa pergi mobilnya sebelum menyelesaikan ganti rugi. Oemi Vierta Moerdika menjawab dengan ketus, bahwa staf administrasi memang tidak perlu tahu masalah ganti rugi perlengkapan jalan tol.
 
 
Urusan panjang

Ternyata tanya-jawab dalam acara buka puasa pertengahan April itu berekor panjang. Sumber di lingkungan JMTO mengungkapkan, pihak MTN mengancam akan mempertimbangkan perpanjangan kontrak kejanya dengan JMTO.
 
Diperoleh juga keterangan, Oemi menghubungi direksi JMTO meminta agar penanya dalam acara buka puasa bersama itu ditegur. Direksi yang dimaksud kemudian menelepon manajer area JMTO yang membawahi ruas tol Kunciran - Serpong, meminta agar penanya masalah ganti rugi kerusakan perlengkapan jalan tol ditegur.
 
Manajer area JMTO itu kemudian menjumpai staf yang dimaksud, meminta yang bersangkutan membuat pernyataan maaf secara tertulis kepada Dirut MTN. Staf itu menolak meminta maaf, karena tidak merasa bersalah.
 
Tidak lama berselang, ada pejabat dari Divisi Human Resources Capital (HRC) JMTO yang mengintimidasi staf penanya tersebut. “Sy Pak Hrs dari HCS JMTO, izin telp bisa?” pejabat itu memulai komunikasinya melalui chat WhatsApp Jumat 28/4 pukul 17.37 WIB.
 
Ternyata, urusan tanya jawab dalam acara buka bersama itu berbuntut panjang.
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa