MEGANEWS.ID - Bagi Meinar Dwi Yantie, Hari Pahlawan tahun ini bukan sekadar peringatan, tetapi perjalanan batin yang menggugah dan menenangkan jiwa. Untuk pertama kalinya, ia mengikuti Misa Kudus Peringatan Hari Pahlawan yang diselenggarakan oleh Ordinariatus Castrensis Indonesia (OCI), Keuskupan untuk Umat Katolik di Lingkungan TNI dan Polri, Selasa (11/11/2025).
Misa yang dipimpin Uskup untuk umat Katolik di lingkungan TNI-Polri, Kardinal Ignatius Suharyo, didampingi Wakil Uskup Romo Kolonel Yos Bintoro itu berlangsung dalam suasana penuh khidmat dan haru. Ketika lagu-lagu perjuangan mengiringi prosesi masuk para imam dari empat matra, TNI AD, AL, AU, dan Polri, hati Meinar bergetar. Ia menyaksikan bagaimana semangat kebangsaan dan kekudusan iman berpadu indah dalam satu langkah bersama menuju altar Tuhan.
"Pengalaman ini sungguh luar biasa," tutur Meinar lirih. "Rasanya berbeda sekali ketika lagu nasional bergema di dalam gereja, membawa suasana sakral yang sekaligus menyala oleh cinta tanah air. Aku merasa kecil di hadapan sejarah, tapi juga dekat dengan Tuhan."
Tatapan Meinar sempat terpaku pada deretan foto para pahlawan Katolik yang terpajang di dalam gereja. Wajah-wajah penuh keteguhan dan pengorbanan itu menyalakan kembali rasa bangganya sebagai bagian dari bangsa yang besar karena para pejuang yang setia hingga akhir. "Momen itu membuatku semakin khusyuk. Sejenak aku merenung, siapa pahlawan sejati dalam hidupku?"
Pertanyaan itu membawanya pada satu nama yang selalu hidup di hatinya, alm. Brigjen TNI (Purn) Nanno Purmono, sang ayah tercinta. "Beliau adalah cinta pertamaku, pahlawan dalam hidupku," ungkap Meinar. "Papa lahir dari keluarga muslim, namun setia menapaki panggilannya sebagai Katolik hingga akhir hayat. Sebagai prajurit TNI AD, ia bertugas di berbagai daerah konflik dan pernah menjadi Atase Pertahanan di KBRI Singapura tahun 1997-2000."
Dengan mata yang mulai basah, Meinar mengenang bagaimana sosok ayahnya mengajarkan arti keteguhan dan pengabdian tanpa pamrih. "Dari Papa, aku belajar bahwa menjadi pahlawan bukan hanya soal berjuang di medan perang, tapi juga tentang setia pada kebenaran, iman, dan panggilan hidup."
Di akhir misa, ia menengadah, membiarkan rasa rindu dan syukur bertemu dalam doa. "Terima kasih, Tuhan, Engkau begitu baik. Terima kasih untuk Papa, pahlawanku di bumi, yang kini beristirahat di Surga bersama para kudus," ucapnya dengan senyum lembut di wajah yang dipenuhi kedamaian.