Obesitas Anak Berisiko Terhadap Depresi dan Stres Saat Dewasa, Terutama Bunuh Diri

MegaNews | Selasa, 04 Agustus 2020 - 03:00 WIB
Obesitas Anak Berisiko Terhadap Depresi dan Stres Saat Dewasa, Terutama Bunuh Diri
demo

Bentuk dan kesehatan tubuh yang mereka alami saat masa kecil ternyata sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental mereka. Maka itu, dampak obesitas terhadap kesehatan mental anak cukup besar.

Hal ini ditunjukkan melalui sebuah penelitian dari PLOS Medicine. Para ahli dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang yang mengalami obesitas semasa kanak-kanak berisiko meninggal dunia tiga kali lebih tinggi. 

Dampak obesitas terhadap kesehatan mental anak ternyata berpengaruh terhadap meningkatnya risiko kematian dini saat beranjak dewasa, terutama bunuh diri. 

Sebenarnya, penjelasan yang paling masuk akal dari temuan ini adalah komplikasi obesitas yang menyebabkan penyakit kronis. Mulai dari diabetes, gangguan pada fungsi hati, hingga tekanan darah tinggi. 

Selain itu, anak dan remaja yang menderita obesitas juga rentan terhadap diskriminasi yang bisa menimbulkan masalah psikologis. 

Penelitian lain dari BMC Medicine menemukan pengaruh obesitas terhadap risiko cemas dan depresi pada anak dan remaja. Dari penelitian tersebut, terungkap bahwa anak perempuan yang mengalami obesitas berpotensi memiliki gangguan kecemasan dan depresi 43 persen lebih tinggi. 

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dampak obesitas terhadap kesehatan mental anak dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan dan depresi. Keduanya termasuk masalah psikologis yang dialami oleh anak yang menderita obesitas. 

Berat badan dapat membentuk atmosfer sosial yang cukup ‘unik’ dan perlu dihadapi oleh anak. Maka itu, ada beberapa efek psikologis lainnya yang perlu orangtua ketahui jika anaknya menderita obesitas. 

Tidak percaya diri adalah salah satu dampak obesitas terhadap kesehatan mental anak yang paling sering muncul. Obesitas tidak hanya sekadar masalah kondisi fisik, melainkan juga sering dibanding-bandingkan dengan orang lain. Akibatnya, mereka sangat menyadari kondisi tubuh mereka, sehingga lebih sering merasa sendiri. 

Selain memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah, dampak obesitas terhadap kesehatan mental anak lainnya adalah berisiko memiliki perilaku bermasalah. 

Hampir semua remaja mengalami fase pubertas yang membuat mereka ingin mencoba semuanya dan tidak jarang menimbulkan masalah.

Selain itu, mereka juga mengungkapkan bahwa anak mereka kurang berprestasi di sekolah dan tidak memiliki banyak teman.

Kebanyakan anak dengan obesitas cenderung memiliki nilai ujian yang rendah dan tidak masuk dalam perguruan tinggi favorit, terutama perempuan. Hal ini mungkin dapat terjadi karena anak merasa sekolah bukan merupakan tempat yang aman dan menyenangkan.

Tidak sedikit dari remaja yang mengalami obesitas mendapatkan bullying dari teman sebayanya dan orang dewasa. Teman lama mungkin menghindari mereka dan mereka kesulitan mendapatkan teman baru. 

Hal tersebut membuat anak kesulitan untuk belajar di sekolah dan memperoleh prestasi yang baik.

Obesitas pada anak memang memberikan dampak buruk terhadap kesehatan mental mereka. Peran orangtua sangat penting untuk mengambil langkah agar masalah ini bisa diperbaiki dengan mengajak anak mengubah asupan gizinya dan melakukan aktivitas fisik. 

yt-1 in left right search line play fb gp tw wa